Prinsip Color Management dalam Dunia Grafika

By | August 1, 2019

Halo sobat grafika, kali ini Dunia CM mencoba untuk menulis kembali mengenai dunia ke grafikaan. Artikel kali ini Dunia CM membahas tentang Prinsip Color Management. Bagi kalian yang sedang membutuhkan materi mengenai materi Prinsip Color Management silahkan ikuti cara-cara berikut ya. Tentunya menambah wawasan dan ilmu yang dapat bermanfaat untuk kalian.

Tujuan

Yang pertama tujuan dari adanya sistem color management ini adalah:
Mendapatkan warna yang konsisten dan dapat diprediksi (predictable) antara original, monitor, dan hasil output/cetak, baik berupa hasil cetakan, ataupun hasil digital proofer.

Mengapa perlu Color Management?

Color Management diperlukan karena adanya permasalahan yang sering terjadi pada percetakan atau industri grafika terkait lainnya.

Lalu masalah yang ada?

Terjadi ketidakcocokan warna antara original, monitor, dan hasil cetak, hal ini menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik secara biaya juga waktu yang terbuang akibat harus diulangnya suatu pekerjaan berkali-kali.

Faktor Penyebabnya apa?

1.Tiap peralatan merespon/melihat warna dengan cara yang berbeda tergantung karakteristik peralatan tersebut (device dependent).

Pada dasarnya komputer hanyalah mesin hitung yang “bermain-main” dengan nilai 1 (satu) dan 0 (nol) yang kini kita ketahui sebagai sistem digital. Komputer karenanya tidak mengerti tentang warna. Terbentuknya warna di komputer dilaksanakan dengan merubah sinyal analog dari RGB (Red Green Blue) atau CMYK (Cyan Magenta Yellow Black). Untuk merepresentasikan warna secara digital, komputer menggunakan angka, yaitu 8 bit yang memungkinkan jangkauan 256 level, dan angka tersebut sesuai dengan sinyal RGB atau CMYK yang diterima. Perbedaan warna yang sering terjadi adalah karena perangkat tersebut sesungguhnya tidak menerima warna tetapi hanya sinyal pembentuk. Warna yang dihasilkan karena akan tergantung pada cara perangkat merespon sinyal tersebut.

2. Tiap peralatan mempunyai colorspace/gamut (batasan warna) yang berbeda.

Tidak mungkin warna pada monitor 100% sama dengan warna pada hasil cetak offset karena monitor bekerja dengan gamut RGB sementara hasil cetak offset bekerja dengan gamut CMYK. Ada warna-warna tertentu dari hasil cetakan tidak dapat ditampilkan oleh monitor dan ada warna-warna tertentu pula pada monitor yang tidak dapat diproduksi dengan tinta pada hasil cetak baik itu cetak offset, gravure, dan lain-lain (istilah ini disebut out of gamut)

a. Input
Peralatan input seperti scanner, kamera digital dan drum scanner terdiri dari berbagai bentuk dan model. Bagaimana pun tipe dan merknya, fungsi semua peralatan input tersebut sama dan bekerja secara RGB. Peralatan tersebut menyinari (expose) original dengan cahaya dan mengukur banyaknya cahaya dan mengukur banyaknya cahaya merah (red), hijau(green) dan biru(blue) yang direfleksikan atau diteruskan ke objek. Pengukuran tersebut diubah kedalam bentuk data digital, kemudian direkam ke dalam disk komputer. Beberapa scanner menyimpan dalam bentuk data RGB sedangkan scanner terdahulu dapat mengubah data tersebut. CCD yang merupakan sensor suatu perangkat input memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber cahaya maupun filter yang terdapat didalamnya.

b. output
Monitor merupakan hal yang sangat penting dalam sistem prinsip color management, dan juga bekerja secara RGB. Gambar digital yang sudah dihasilkan oleh perangkat input, kita lihat dan proses melalui monitor (soft proofing). Dengan data yang sama dapat terlihat berbeda pada tiap monitor, hal ini karena dipengaruhi oleh jenis phospor, videocard, setting color temperature, gamma, brightness, dan contrast yang berbeda-beda.

Video Cards
Video Cards sering juga disebut Display Adaptor atau Adaptor VGA/SVGA adalah hardware yang digunakan untuk menampilkan warna di monitor. Setiap video cards sangat bervariasi harga, peformance dan juga kualitasnya. Beberapa display adaptor menjadi satu dengan motherboardnya (built in) dan ada juga yang terpisah. Bila ditinjau dari perspektif Color Management, salah satu hal feature yang penting suatu video cards adalah kemampuan video cards tersebut merubah LUT-nya karena LUT tersebutlah yang mengontrol warna yang ditampilkan monitor.

c. Output
Ada berbagai macam jenis output dalam alur kerja grafika, antara lain:

  • Digital proofer (HP, Epson, Roland, Canon,dll)
  • Digital Printing (Indigo, Docucolor, DI46)
  • Cetak offset (sheet atau web)
  • Cetak Gravure
  • Cetak Flexografy
  • Computer to Print
  • Computer to paper dan sejenisnya.

Tiap sistem output tersebut juga memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain karena pigment/toner/zat pewarnanya juga berlainan.

Secara khusus untuk cetak offset, hal yang sangat terpenting untuk diperhatikan adalah: bagaimana menjaga hasil cetakan agar konsisten setiap saat. Untuk itu, segala hal yang terkait dengan warna harus benar-benar diperhatikan dan diperlukannya suatu standarisasi. Sebagai contoh standard density, dot gain, kondisi mesin cetak dan perlengkapannya yang terkait (blanket,tinta, kertas, air dan sebagainya).

3. Pengaruh dari cahaya ruangan dan warna sekitarnya.
Kondisi cahay yang berbeda dan objek di sekeliling menyebabkan persepsi/hasil penglihatan yang berbeda pula antara monitor dan hasil cetakan. Idealnya lampu yang digunakan adalah menggunakan 5000 k. Warna dinding suatu ruangan juga mempengaruhi persepsi warna yang kita lihat.

4. Persepsi warna yang berbeda dari setiap orang
Setiap orang memiliki persepsi berbeda-beda dalam melihat warna, hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: Usia, Jenis Kelamin, Kondisi fisik mata, psikologi, dan lain-lain sehingga monitor yang telah dikalibrasi sekalipun mungkin masih bisa dikatakan kurang pas, tergantung dari persepsi dari yang memiliki monitor. (by Anne D)

Baca juga: Pengantar Color Management dalam Dunia Grafika


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *